Tuesday, December 20, 2022

6 Skin Langka di Mobile Legends

6 Skin Langka di Mobile Legends

 

6 Skin Langka di Mobile Legends, Incaran Banyak Pemain


6 Skin Langka di Mobile Legends, Incaran Banyak Pemain
Ilustrasi Bermain Game Mobile Legends (Unsplash/Pandhuya Niking)

Berikut ini adalah deretan skin langka di Mobile Legends yang jadi incaran banyak pemain.

Skin hero menjadi daya tarik tersendiri bagi Mobile Legends. Pemain MLBB sering dibuat penasaran dengan perilisan skin terbaru untuk memberi tampilan baru pada hero utama mereka.

Selain itu, skin baru juga bisa memberikan efek skill yang memukau dan menambah kekuatan dari hero yang mereka mainkan.

Sebagian besar skin ini sudah bisa dibeli di toko, tetapi mendapatkannya tidak akan mudah terutama yang langka.

Ya, di MLBB ada skin yang dikategorikan sebagai skin langka. Itulah mengapa skin-skin ini jadi incaran banyak pemain.

Apa saja skin langka yang dimaksud? Berikut ini adalah deretan skin langka di Mobile Legends:

Nana - Wind Fairy

Skin Eksklusif MPL Sweet Leonin ini banyak dicari oleh mereka yang menggunakan hero Nana.

Skin Spesial ini membuat Nana tampil sebagai bayi rubah yang lugu dan hadir dengan perubahan warna efek skill baru.

Wind Fairy ini terlihat megah dan eksklusif karena sangat langka. Skin ini hanya dapat diperoleh selama Turnamen MPL dan muncul selama encore skin waktu terbatas.

Aldous - King of Supremacy

Skin Epik ini mengubah Aldous, sang Kontraktor Jiwa, menjadi petarung yang tampak perkasa dan tak kenal takut.

Kamu bakal hampir tak terkalahkan jika menggunakan skin ini untuk hero Aldous.

The King of Supremacy sangat langka karena Skin Eksklusif Kejuaraan Dunia M1. Skin ini dijual untuk waktu yang terbatas pada November 2019.

Jadi jika kamu mengidamkan King of Supremacy pada 2022 ini, maka maaf, sudah telat.

Lesley - Angelic Agent. (Moonton Games)
Lesley - Angelic Agent. (Moonton Games)

Lesley - Angelic Agent

Skin yang terinspirasi dari bajak laut galaksi ini diperuntukkan bagi hero Lesley. Skin Angelic Agent adalah skin Legend pertama yang ditampilkan dalam event Diamond Vault secara terbatas pada 2019 lalu.Angelic Agent adalah skin Legend pertama yang ditampilkan dalam acara Diamond Vault 2019 lalu, di mana pemain harus menggali (1 menggali = 100 berlian) untuk berpeluang menang.

Saat itu, biayanya sekitar 9000 Berlian untuk mendapatkan tampilan ilahi dari Penembak Jitu yang mematikan ini.

King of Fighters Skin Line

Kerja sama Mobile Legends dengan King of Fighters mungkin adalah salah satu kolaborasi epik dalam game ini.

Kerja sama ini menampilkan pahlawan MLBB yang berubah menjadi karakter KOF: Dyrroth (Orochi Chris), Chou (Iori Yagami), Guinevere (Athena Asamiya), Karina (Leona), Aurora (Kula Diamond), dan Gusion (K').

Kolaborasi skin ini unik karena mereka menerapkan gerakan, skill, efek, ikon, dan bahkan sulih suara bahasa Jepang dari seri video game ke versi MLBB mereka.

Layla - Blue Specter

Hero Layla di Mobile Legends. (Moonton Games)
Hero Layla di Mobile Legends. (Moonton Games)

Legendary Blue Spectre milik Layla juga menjadi salah satu skin terlangka di Mobile Legends hingga saat ini.

Skin yang dijual dengan sangat terbatas ini tiba pada 2017 (dan hanya di Filipina) sebagai bagian dari acara kolaborasi dengan Globe Telecom.

Peserta beruntung yang mendaftar untuk acara tersebut bisa mendapatkan skin yang tampak futuristik ini untuk Energy Gunner.

Satu-satunya cara untuk mendapatkan skin ini sekarang adalah dengan memiliki mesin waktu atau mengetahui tentang Quantum Realm.

Rafaela - Biomedic

Skin ini telah menjadi bagian dari wishlist utama pengguna Rafaela yang telah berdoa keras agar Moonton dapat menghadirkannya kembali.

Tournament Skin - Rafaela. (Moonton Games)
Rafaela - Biomedic. (Moonton Games)

Kalau kamu sendiri, punya skin langka yang mana nih? 

Ini Bocoran Spesifikasi Redmi Note 12 Pro 5G Rilis Resmi 5 Januari

Ini Bocoran Spesifikasi Redmi Note 12 Pro 5G Rilis Resmi 5 Januari

Redmi Note 12 Pro 5G Rilis Resmi 5 Januari, Ini Bocoran Spesifikasi Lengkapnya


Redmi Note 12 Pro 5G Rilis Resmi 5 Januari, Ini Bocoran Spesifikasi Lengkapnya
Redmi Note 12 Pro. [Mi.com]

Tanggal peluncuran Redmi Note 12 Pro 5G India telah ditetapkan pada 5 Januari mendatang dan perusahaan akan memulai debutnya bersama Redmi Note 12 Pro Plus 5G.

Xiaomi

Redmi Note 12 Pro. [Mi.com]
Redmi Note 12 Pro. [Mi.com]

Teaser Redmi berfokus pada kemampuan kamera Redmi Note 12 Pro 5G, mengisyaratkan kamera utama 50 megapiksel dengan dukungan stabilisasi gambar optik.Khususnya, Redmi Note 12 Pro + 5G juga akan diluncurkan pada hari yang sama.

Penggoda juga menyebutkan layar "Pro AMOLED", dengan kecepatan refresh variabel hingga 120Hz.Redmi Note 12 Series diluncurkan di China pada 27 Oktober. Meskipun tidak ada kabar tentang harga Redmi Note 12 Pro 5G di India, handset ini dibandrol dengan harga 1.699 Yuan (Rp 3,79 juta)

untuk model penyimpanan 6GB RAM +128GB.

Redmi Note 12 Pro. (Xiaomi)
Redmi Note 12 Pro. (Xiaomi)

Redmi belum menentukan apakah handset akan tersedia dalam beberapa varian warna dan RAM + konfigurasi penyimpanan internal di India.

Dilansir laman Gadget360, Selasa (20/12/2022), Redmi juga mengungkapkan bahwa handset akan ditenagai oleh MediaTek Dimensity 1080 SoC.

Meskipun pabrikan smartphone belum merinci detail tentang baterai dan kemampuan pengisian cepat, ia mengklaim bahwa pengguna Redmi Note 12 Pro 5G akan dapat mengisi daya sehari penuh dalam 15 menit.

Perusahaan juga mengklaim bahwa ponsel yang akan datang akan menjadi handset Redmi Note Pro tertipis yang pernah ada dan akan menampilkan "pengalaman haptic andalan". mengumumkan bahwa smartphone kelas menengahnya akan diluncurkan di negara tersebut sebagai bagian dari seri Note 12.

Note 12 Series meliputi Redmi Note 12, Note 12 Pro, dan Note 12 Pro +, pertama kali diluncurkan di China pada Oktober lalu.

Tidak hanya tanggal peluncuran, perusahaan juga menampilkan gambar teaser yang mengungkap bocoran beberapa spesifikasi penting.

Gambar teaser Redmi mengatakan bahwa Note 12 Pro 5G akan menampilkan MediaTek Dimensity 1080 SoC, kamera utama 50 megapiksel, dan layar AMOLED 120Hz.

Gambar teaser di situs web Redmi mengonfirmasi tanggal peluncuran 5 Januari dan menampilkan pengaturan tiga kamera belakang pada handset.

Sunday, December 18, 2022

Review OPPO A17

Review OPPO A17




Review OPPO A17 – Handphone Terjangkau dengan Daya Tahan Lama





Sebagai handphone entry-level, OPPO A17 memiliki desain yang terlihat lebih menawan dibandingkan dengan handphone generasi sebelumnya.

Tak hanya itu saja, OPPO A17 ini hadir dengan dukungan berkapasitas besar yang mencapai 5.000mAh. Sementara kamera utama 50 MP yang didampingi Artificial Intelligence (AI) pun turut dihadirkan pada produk ini agar membantu penggunanya untuk menghasilkan foto yang menarik.

Dibanderol dengan harga Rp2.099.000, OPPO A17 mempunyai dukungan fitur RAM Expansion yang dapat menghadirkan RAM Virtual hingga 4 GB. Untuk membuat suara dari hiburan terdengar lebih keras, produk ini pun sudah dibekali Ultra Volume Mode.
Desain



Berbeda dengan handphone di kisaran harganya yang umumnya memainkan warna gradasi, OPPO A17 hadir dengan cover belakang yang menggunakan desain kulit sehingga terasa lebih premium ketika disentuh dengan tangan maupun dilihat secara kasat mata.

Dengan desain kulit tersebut, saya merasa bahwa bagian cover belakang perangkat ini tidak terasa licin sehingga nyaman ketika digenggam dengan satu tangan. Apalagi debu dan noda sidik jari tidak mudah menempel.

Untuk ulasan ini saya menggunakan OPPO A17 varian warna Midnight Black yang terlihat elegan ketika terkena pantulan cahaya. Apalagi terlihat pola-pola kulitnya yang membuat desain handphone ini terlihat bagus.

Masih pada bagian belakangnya terdapat dua lingkaran besar simetris yang disusun secara vertikal dimana lingkaran atas menyimpan kamera utama dan lingkaran bawah menyimpan kamera depth beserta LED Flash.

Mengikuti tren saat ini, OPPO A17 pun menggunakan frame pinggir yang datar. Dengan ketebalan 8,3mm dan bobot 189 gram, membuat perangkat ini terasa nyaman dan ringan ketika digenggam dengan menggunakan satu tangan.

Beralih ke bagian samping kanan terdapat tombol Volume dan Power yang dususn secara vertikal. Tepat di atas permukaan tombol Power, terdapat sensor fingerprint yang dapat digunakan untuk membuka kunci layar dengan cepat.

Pada saat saya mencobanya, sensor fingerprint ini dapat merespon sidik jari dengan cepat sehingga memudahkan saya membuka kunci layar tanpa perlu memasukkan Password, PIN, atau Pattern.



Selanjutnya pada bagian samping kiri terdapat SIM Tray yang di dalamnya terdapat dua slot kartu SIM dan satu slot microSD secara terpisah. Sementara port jack audio 3,5mm, port microUSB, dan lubang speaker di bagian bawah.

Meskipun hanya dibekali dengan satu speaker, namun OPPO A17 ini telah dilengkapi dengan fitur Ultra Volume yang memungkinkan keluaran suara dari video, game, lagu, alarm, ringtones, dan notifikasi pesan meningkat menjadi 200% sehingga cocok ketika kita sedang berada di lingkungan yang bising atau banyak memiliki noise suara.

Namun tentunya dengan satu speaker ini, saya tidak bisa menikmati suara konten secara stereo. Sertifikasi IPX4 yang dibenamkan pada OPPO A17 membuktikannya dapat tahan terhadap cipratan air.


Layar




Meskipun menggunakan teknologi LCD dan resolusi HD+ (1612 x 720 piksel), namun layar dari OPPO A17 ini mampu menampilkan konten dengan baik. Bahkan tingkat kecerahan 100% atau maksimalnya pun bisa meningkat secara otomatis dari 480 nits ke 600 nits ketika layar sedang berada di bawah terik matahari.

Sementara jika saya sedang berada di dalam luar biasanya menggunakan tingkat kecerahan layar OPPO A17 di kisaran 10% hingga 50% karena masih dapat menampilkan video, game, maupun foto dengan jelas.

Layar perangkat ini pun memiliki lebar 6,56 inci dan memiliki rasio 89,8% sehingga membuat saya leluasa dalam menikmati konten secara luas. Apalagi bezel layar OPPO A17 diperkecil berkat penggunaan poni berbentuk waterdrop.

Saya merasa bahwa layar OPPO A17 dapat merespon jari saya dengan baik sehingga proses navigasi dan pemilihan menu dapat berjalan dengan lancar. Namun saya merasa pada saat handphone ini membuka aplikasi terasa ada sedikit jeda ketika melakukan loading sebelum masuk ke halaman utama.

Software




OPPO A17 sudah menggunakan ColorOS 12.1 yang OPPO berbasiskan Android 12. Saya merasa bahwa sistem operasi ini mempunyai tampilan antarmuka sederhana dan desain ikon yang nyaman di mata sehingga memudahkan saya untuk memilih dan menjalankan aplikasi di layar.

Hampir sama dengan kebanyakan handphone OPPO lainnya, saya sering menggunakan fitur Split Screen, Dark Mode, App Clone, Screenshot dengan gesture 3 jari, Quick Settings, dan OPPO Share.

Pada OPPO A17 sendiri terdapat fitur Screen-off Gesture yang memungkinkan saya dapat melakukan gesture dengan bentuk pola tertentu agar bisa mengakses aplikasi maupun fungsi dari kondisi layar mati ke menyala.



Misalnya saja saya membuat huruf O ketika layar dalam kondisi mati, maka nantinya setelah layar menyala akan membuka aplikasi kamera. Atau bisa juga membuat huruf V yang akan diarahkan untuk mengaktifkan LED Flash sehingga dapat digunakan sebagai senter di kegelapan.

Selain tampilan normal, OPPO A17 juga dilengkapi dengan Simple Mode yang dapat memberikan tampilan antarmuka lebih sederhana dengan ukuran teks serta ikon aplikasi maupun pengaturan yang besar sehingga mudah untuk diakses oleh orangtua yang lanjut usia.

Kamera




OPPO A17 sudah didukung dua kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 50 MP dan depth 2 MP. Dengan hadirnya fitur 4-in-1 Pixel Binning, membuat kamera utama perangkat ini secara bawaan menghasilkan foto 12,5 MP.

Hal ini bisa terjadi karena fitur 4-in-1 Pixel Binning menyatukan 4 piksel kecil menjadi 1 piksel besar yang tentunya dapat menyerap banyak cahaya dan meningkatkan kualitas gambar yang dihasilkan.

Meskipun begitu, saya dapat mengatur kamera utama OPPO A17 untuk menghasilkan foto dengan resolusi yang lebih besar lagi dengan menggunakan fitur 50 MP yang dapat diakses melalui aplikasi kamera bawaannya.

Dengan perbedaan resolusi, sebenarnya membuat foto 50 MP dan 12,5 MP memiliki detail yang beda. Namun jika kamu melihatnya melalui layar handphone atau media lain berukuran kecil, maka perbedaannya tidak terlihat jauh.


Auto



50 MP




Auto – Crop



50 MP Crop






Terlihat jelas bahwa foto 50 MP memiliki detail yang lebih besar dibandingkan 12,5 MP. Namun perlu diingat, kedua foto tersebut sama-sama memiliki kualitas foto yang bagus sehingga dapat kamu manfaatkan hasilnya tergantung dari kebutuhan.

OPPO A17 sendiri tidak dilengkapi dengan kamera ultrawide sehingga membuat saya terpaksa menggunakan mode Panorama untuk menghasilkan foto dengan area yang luas. Terdapat juga fitur Night Mode yang memudahkan saya untuk menghasilkan foto malam hari yang lebih terang dan minim noise dibandingkan menggunakan Auto Mode.
Auto



Auto



Auto



Auto



Auto



Panorama



Auto



Night Mode






Beralih ke bagian depan, terdapat kamera beresolusi 5 MP yang cukup lumayan untuk menghasilkan foto selfie di kondisi siang hari atau cahaya cukup. Namun pada kondisi malam hari atau cahaya redup, hasil selfie terasa memiliki banyak noise.

Selfie – Auto



Selfie – Portrait




Selfie – Malam





Menurut saya, kemampuan untuk foto selfie di malam hari dari OPPO A17 ini perlu ditingkatkan. Apalagi kamera depannya belum didukung fitur Night Mode sehingga hasilnya terasa kurang ketika menggunakan Auto Mode saja.

Performa




OPPO A17 diotaki chipset MediaTek Helio G35 Octa-Core (12nm) yang didampingi RAM 4 GB dan ROM 64 GB. Perangkat ini juga hadir dengan dukungan RAM Expansion yang dapat meminjam ruang kosong penyimpanan internal menjadi RAM Virtual hingga 4 GB.

Menjalankan beragam aplikasi untuk aktivitas sehari-hari pada OPPO A17 mulai dari chat, media sosial, streaming, email, hingga mengedit dokumen dapat dijalankan secara multitasking dengan lancar.

Saya pun mencoba memainkan beragam game populer seperti Call of Duty Mobile, Pokemon Unite, dan Mobile Legends untuk mengetahui seberapa tinggi performa yang dapat dihasilkan OPPO A17.

Pada game Call Of Duty Mobile, sistemnya hanya mengizinkan saya untuk memilih setelah grafis rendah dan frame rate tinggi agar membuat permainan bisa dijalankan dengan nyaman mengingat handphone ini hanya menggunakan Helio G35.

Saya sendiri merasa permainan dari Call of Duty Mobile dapat berjalan dengan baik, terutama memiliki frame rate di kisaran 40 hingga 46 fps. Sementara untuk kontrol virtual pada game ini dapat merespon jari saya dengan baik.

Untuk game berjenis MOBA seperti Pokemon Unite dan Mobile Legends mampu diatur ke grafis dan frame rate tinggi. Bahkan keduanya pun memiliki frame rate di kisaran 50 hingga 60 fps ketika sedang dimainkan.

Kontrol virtual arah dan skill pun terasa responsif ketika karakter yang saya mainkan melakukan pertarungan dengan musuh. Namun terkadang terdapat sedikit lag ketika 10 karakter game berkumpul dalam 1 area pertandingan.



Mengingat chipset yang digunakan, maka hal tersebut dapat dimaklumi karena spesifikasi hardware pada OPPO A17 ini memang bukan untuk bermain game dengan frame rate dan grafis tertinggi.

Selanjutnya, handphone ini berhasil mendapatkan skor 112.710 poin di aplikasi AnTuTu Benchmark v9.4.4. Sementara pada aplikasi Geekbench 5.4.4, OPPO A17 berhasil mendapatkan skor 164 poin untuk Single-Core dan 923 untuk Multi-Core.

Baterai




OPPO mempercayakan baterai 5.000mAh untuk menjadi sumber energi kehidupan bagi OPPO A17. Untuk mengetahui seberapa lama daya tahannya, saya pun langsung melakukan benchmark menggunakan PCMark for Android.

Sebagai tambahan, saya melakukan pengujian dengan parameter seperti Work 3.0 Battery Life Mode, kondisi baterai dari 100%, dan tingkat kecerahan layar pada handphone mencapai 50%.

Hasilnya, OPPO A17 ini berhasil mendapatkan skor PCMark for Android yang mencapai 14 jam 55 menit. Menurut saya, skor ini bisa dibilang bagus mengingat perangkat ini menggunakan baterai berkapasitas besar.

Sementara pada saat digunakan dalam aktivitas sehari-hari dengan menjalankan beberapa aplikasi, seperti browser, chat, email, media sosial, dan editor dokumen, AccuBattery mencatatkan bahwa OPPO A17 ini memiliki Screen on Time 7 jam 25 menit dari kondisi 100% ke 17%.

Hanya didukung 10W Charging, membuat daya baterai OPPO A17 diisi dari kondisi 17% ke 100% memakan waktu mencapai 2 jam 48 menit atau sekitar 108 menit.

Kesimpulan




Dari pengalaman penggunaan OPPO A17 selama minggu, saya merasa bahwa produk ini nyaman digunakan untuk menjalankan beberapa aplikasi sehari-hari, terutama dengan daya tahan baterai yang lama.

Untuk layarnya pun sudah dapat menampilkan konten dengan nyaman dan luas. Sementara dukungan kamera utama 50 MP dapat menghasilkan foto dengan hasil yang baik di berbagai kondisi, baik siang hari maupun malam hari.

Sayangnya produk ini tidak dilengkapi dengan ultrawide sehingga saya harus menggunakan Panorama Mode untuk bisa menghasilkan foto yang memiliki area luas. Meskipun kamera depannya bagus di kondisi siang hari, namun perlu adanya peningkatan untuk malam hari.

Desain yang ditawarkan oleh OPPO A17 terlihat segar dan menawan dengan tekstur kulit untuk sebuah handphone dengan harga Rp2.099.000. Apalagi perangkat ini juga telah dibekali dengan sertifikasi IPX4 yang membuatnya tahan terhadap cipratan air.


Harga dan Spesifikasi OPPO A17

Dimensi & Berat 164,2mm x 75,6mm x 8,3mm
189 gram
Warna Midnight Black, Lake Blue
Layar 6,56 inci, LCD, HD+ (1612 x 720 piksel), refresh rate 60Hz
Sistem Operasi ColorOS 12.1 (Android 12)
Memori RAM 4 GB / ROM 64 GB
Chipset MediaTek Helio G35 (12nm) Octa-Core 2,3 GHz
Kamera Belakang Utama 50 MP (apertur f/1.8)
Depth 2 MP (apertur f/2.4)
Kamera Depan 5 MP (apertur f/2.2)
Baterai 5.000mAh, 10W Charging
Sensor Akselerometer, pemindai sidik jari, kompas, proximity, cahaya, orientasi, geomagnetik, gravitasi
GPS GPS, GLONASS, Galileo, BDS
Speaker Speaker Mono
Fitur Face Unlock, RAM Expansion hingga 4 GB
Konektivitas 4G-LTE, Wi-Fi, Wi-Fi Direct, Bluetooth 5.3
Konektor microUSB
Harga Rp 2.099.000

Sri Asih (2022)

 

Sri Asih (2022)



Bukan perkara yang mudah untuk mengajak penonton Indonesia datang ke bioskop buat nonton film superhero lokal, apalagi setelah layar sinema kita selama bertahun-tahun ini jadi medan pertempuran antar dua semesta jagoan terbesar, Marvel melawan DC. Butuh usaha yang lebih hardcore untuk ngeyakinin orang +62 bahwa film adiwira buatan negeri sendiri juga mampu bersaing dengan ‘Thor’ dan pahlawan-pahlawan super lainnya yang diimpor dari Hollywood. Untuk mewujudkan ambisi tersebut, niat “mulia” doang menurut gue tidaklah cukup, kekuatan konsep cerita, kemantapan esekusi serta kesiapan sumber dana adalah penyokong utama yang engga boleh dihiraukan bagi siapapun yang punya keinginan menghidupkan tokoh-tokoh sakti dari komik nusantara. Bujetnya ada, namun tak didukung penceritaan yang matang dan diperparah oleh implementasi adegan yang payah, hasilnya bisa terlihat di ‘Satria Dewa: Gatot Kaca’ yang gagal manfaatkan potensi besarnya untuk suguhkan film jagoan super made in Indonesia yang bisa kita kagumi.

Meski berprestasi dalam mengoyak harapan serta kepercayaan kita semua terhadap film superhero lokal berkat kualitas yang payah, ‘Satria Dewa: Gatot Kaca’ setidaknya sudah mau mencoba meramaikan genre yang bisa dikatakan masih pada proses belajar untuk enggak sekedar paham bagaimana hasilkan tontonan yang super seru, tapi juga sedang berada di fase pencarian jati diri agar nanti tidak lagi harus dibandingkan dengan MCU atau DCEU. ‘Sri Asih’ kemudian “mendarat” di waktu yang tepat, dengan kekuatan yang jauh lebih siap, dari teknis dan penceritaan, film kedua semestanya Bumilangit ini tentu diharapkan mampu untuk mengembalikan lagi kepercayaan penonton kita pada genre superhero Indonesia. Beban yang diboyong oleh ‘Sri Asih’ memang tidak ringan, mereka yang sudah menonton ‘Gundala’ pasti akan berharap film yang disutradarai oleh UPI ini bakalan lebih jagoan sekaligus memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan putra petir 3 tahun lalu, termasuk gue yang merasa third act-nya ‘Gundala’ antiklimaks.

Harta. Tahta. Pevita. Jika karakter Alana di film diceritakan merupakan manusia pilihan pewaris kekuatan Dewi Asih, maka Pevita Pearce juga seperti sudah ditakdirkan untuk berkostum jagoan perempuan ‘Sri Asih’. Tak hanya cocok dari rupanya yang cantik bagai bidadari kahyangan, tetapi juga meyakinkan pada saat melakonkan salah satu adisatria Bumilangit yang suka main slepetan. Secara fisik maupun seni peran, Pevita Pearce amat habis-habisan agar Alana nantinya memang terlihat sebagai petarung beladiri campuran betulan, bukan fighter tahu bulat yang baru saja kemarin mencicipi arena pertandingan. Komitmen Pevita demi karakternya tersebut enggak cuma dibuktikan lewat tampilannya yang kekar, namun juga kelihatan sangarnya sewaktu baku hantam bag-big-bug versus Randy Pangalila yang aslinya emang jagoan MMA. Adegan-adegan Pevita Pearce dalam oktagon pokoknya tidak kalah seru dengan match-nya Amanda Nunes di UFC. Mantab!

‘Sri Asih’ jelas tidak sembarangan saat milih pemain-pemainnya, selain Pevita Pearce, di sana terdapat nama-nama bintang yang tak lagi diragukan untuk urusan berakting, ada Reza Rahadian, Jefri Nichol, Surya Saputra, Dimas Anggara, Christine Hakim, Randy dan juga Revaldo yang perannya mengingatkan gue dengan lakonnya sebagai Bos Delon di serial ‘Serigala Terakhir’. Meski penceritaan ‘Sri Asih’ nantinya lebih diprioritaskan untuk mengenalkan karakter Alana serta menggali asal usul kekuatannya, tokoh-tokoh lainnya oleh Upi juga diperlakukan dengan adil dan selayaknya. Selagi durasinya harus berbagi dengan upaya Bumilangit memperluas skala jagat sinema beserta mitologinya, Jatmiko, Tangguh, Kala, Eyang Mariani, Prayogo dan barisan karakter pendukung lainnya memiliki porsi yang cukup untuk mengisahkan peran mereka masing-masing, membuat kita pada akhirnya peduli dengan kehadirannya dalam adegan, bahkan musuhnya Alana sekalipun.

Dari beberapa keunggulan yang ditunjukkan oleh ‘Sri Asih’, koreografi pertarungan serta visual efek harus diakui adalah bagian yang paling signifikan mengalami “upgrade”. Tak hanya hadirkan sekuen laga yang seru, tapi juga berhasil mempertontonkan sajian CGI yang enggak memalukan, terutama adegan berlabel “money shot” seperti penampakan Dewi Api yang terbilang mengesankan. ‘Sri Asih’ menurut gue sudah memberikan kita tolak ukur baru bagaimana semestinya film superhero lokal dibuat dan menjadi sebuah percontohan untuk proyek-proyek serupa di masa yang akan datang, termasuk deretan jagoan-jagoan Bumilangit yang selanjutnya akan difilmkan. Memang tidak sesempurna itu, namun setidaknya sewaktu melihat CGI, battle dan kostum yang dikenakan ‘Sri Asih’, kita percaya produksinya tidak murah. Bujet yang katanya sekitar 20 milyar tersebut bisa dimaksimalkan untuk menyuguhkan sebuah hiburan yang bikin gue ingin tepuk tangan, terutama saat laga final lawan raja terakhir.

Terseok-seok pada paruh pertamanya, ‘Sri Asih’ seperti juga film Indonesia umumnya memang kelihatan agak kesulitan sewaktu ingin menyampaikan cerita, apalagi dengan materi jagatnya Bumilangit yang melimpah harus berbagi durasi dengan karakter yang jumlahnya enggak sedikit. Dampaknya bisa langsung terasa begitu melihat Alana kecil yang seakan numpang lewat tanpa berikan kesan yang kuat kepada penonton. Antara Pevita dan Ibu angkatnya pun kurang diberi ruang lebih banyak agar chemistry-nya bisa tumbuh, alhasil hubungannya prematur dan momen yang seharusnya menyentuh malah jadi hambar. ‘Sri Asih’ dengan segala minus tetaplah tontonan yang masih bisa dinikmati berkat daya hiburnya yang mampu bikin kita berdecak kagum. Akhirnya Indonesia punya lagi film pahlawan super yang enggak hanya dapat dibanggakan, tapi juga kelanjutannya bakal dinantikan. Semoga karena ‘Sri Asih’ makin banyak yang tergoda untuk membuat film adiwira berdasarkan kultur lokal, bukan cuma dari koleksi jagoannya Bumilangit.

Tanggal Peluncuran Global vivo X90 Series

Tanggal Peluncuran Global vivo X90 Series

 

Tanggal Peluncuran Global vivo X90 Series Terungkap, Catat Waktunya


Tanggal Peluncuran Global vivo X90 Series Terungkap, Catat Waktunya
vivo X90 Pro Plus. [Vivo]

vivo meluncurkan X90 Series di China bulan lalu, tetapi belum ada kabar dari perusahaan tentang peluncuran globalnya.

Namun, poster yang muncul di Twitter mengungkapkan vivo X90 Series akan melakukan debut internasionalnya pada 31 Januari 2023.

Dilansir laman GSM Arena, Minggu (18/12/2022), vivo X90 Series terdiri dari tiga model, yakni X90, X90 Pro, dan X90 Pro Plus.

Poster yang bocor tidak secara eksplisit menyebutkan salah satu dari ini, tetapi karena tertulis "X90 Series", aman untuk mengatakan bahwa setidaknya dua model akan masuk ke pasar global pada tanggal yang disebutkan jika tidak ketiganya.

Vivo X90 Pro Plus adalah smartphone paling menarik di jajarannya, ditenagai Snapdragon 8 Gen 2 SoC dan menggunakan kamera utama 50MP yang menggunakan sensor IMX989 1 inci.

Kamera utama digabungkan dengan unit ultrawide 48MP, telefoto 50MP, dan periskop 64MP. Untuk selfie dan panggilan video, Anda mendapatkan kamera 32MP.


vivo X90 Pro Plus dibuat dengan layar 6,78" 120Hz 1.440p melengkung LTPO4 AMOLED dengan pembaca sidik jari di bawahnya untuk autentikasi biometrik.Ponsel ini menjalankan OriginOS Ocean berbasis Android 13 dan dilengkapi dengan RAM 12GB dan penyimpanan hingga 512GB.

Smartphone ini ditenagai oleh Baterai 4.700 mAh dengan kabel 80W dan pengisian nirkabel 50W.

Konser Farel Prayoga, Tiketnya Dianggap Kemahalan

Konser Farel Prayoga, Tiketnya Dianggap Kemahalan

 

Tiketnya Dianggap Kemahalan, Konser Farel Prayoga di Gunungkidul Sepi Penonton


Tiketnya Dianggap Kemahalan, Konser Farel Prayoga di Gunungkidul Sepi Penonton
Potret Farel Prayoga saat tampil menyanyi di istana negara dalam HUT RI ke 77. (YouTube/ Sekretariat Presiden

Video yang memperlihatkan konser Farel Prayoga tengah menjadi perbincangan hangat di jagat maya. Pasalnya, acara itu tampak sepi penonton.

Dalam video yang diunggah akun @jogja24jam di Twitter baru-baru ini, terlihat konser itu cuma dihadiri sedikit penonton.

Konser outdoor itu tampak sepi dan penonton yang datang cuma berada di barisan depan dekat panggung saja.

Lewat keterangannya, akun tersebut mengatakan kalau konser Farel Prayoga saat itu diadakan di daerah Gunungkidul, Yogyakarta.

"Konser Farel Prayoga di Gunungkidul sepi penonton. Konser bertajuk GUNUNGKIDUL OJO DIBANDING-BANDINGKE yang berlangsung di lapangan Karangrejek, Wonosari nampak lengang," tulisnya.

Potret Farel Prayoga Raih Piala di IDA 2022 (YouTube/Indosiar)
Potret Farel Prayoga Raih Piala di IDA 2022 (YouTube/Indosiar)

"Diduga mahalnya tiket jadi pemicunya. Ada yang tau info selengkapnya?" sambungnya lagi.

Sontak saja unggahan tersebut langsung dibanjiri beragam komentar dari para netizen."Denny Caknan di Bantul gratis. Lah ini konser anak kecil modal cover lagu orang tiketnya mahal. Kayaknya yang nonton panitianya sendiri," kata salah satu netizen.

"Lokasinya jauh dari kota, guest starnya kurang menarik, harga tiket mahal, acara siang panas mager. Mungkin itu penyebabnya," timpal lainnya.

"Abah lala selaku pencipta asli lagu aja masih sering manggung kampung ke kampung dengan biaya tanggapan. Harusnya management farel sadar akan hal itu, bahwa Farel hanya cover lagu," imbuh lainnya.

Tiket konser Farel Prayoga kabarnya dibanderol ratusan ribu rupiah.